Senin, 07 November 2016

Pergolakan Politik Islam

Pergolakan politik islam di masa modern banyak disebabkan oleh ekspansi kekuatan militer, politik, intelektual, dan kultural barat. Tentunya ini akan memunculkan respon yang lazim disebut sebagai “perubahan” di kalangan kaum muslim. Perlu diketahui bahwa perubahan ini akan tampil dalam berbagai dikhotomi, modernis revivalis, dan moderat. Dikhotomi dan pembelahan atau penggolongan semacam ini jelas bukan sekedar tipologi saja, tapi lebih jauh lagi berakar pada posisi masing-masing dalam menghadapi “ketegangan theologis” yang pada gilirannya juga akan membentuk pandangan dan sikap masing-masing dalam pemberian respon dan jawaban dalam upaya aktualisasi islam.

Bagi pemeluknya, islam adalah sebuah sisitem nilai dan ajaran yang sudah sempurna. Tapi seperti terlihat dalam perjalanan sejarah, islam tak selalu dapat sepanjang waktu memainkan peran ideal sebagai determinan bagi para pemeluknya untuk memahami realitas, atau sebagai objek perubahan sosial dan kultural. Disebabkan tuntutan dan perkembangan zaman yang berubah, sering kali terdapat “ketegangan theologis” antara keharusan memegangi doktrin dan keinginan untuk memberikan pemahaman baru pada doktrin tersebut. Hal inilah yang pada gilirannya tidak hanya akan menciptakan gelombang psikologis bagi mereka yang peduli terhadap posisi islam dalam menghadapi realitas sosial, tetapi juga konflik theologis, intelektual, dan sosial diantara kaum muslim secara keseluruhan. yahh kurang lebih seperti itulah #OneDayOnePost

Selasa, 01 November 2016

Entahlah



lonceng komplekpun berbunyi 12 kali,,,yang menadakan jarum jam menunjuk ke arah 12, sunyi senyap tenang, aku bak menyatu dengan alam, hanyut terbawa suasana ketenangan namun tak seluruhnya tenang, entah apa yang ada dalam benak pikiran, seolah bising menggangguku dalam lamunan, resah hati ini ku rasa,galau diambang mata, entah arah mana yang harus aku tuju, entah apa yang harus ku laku, terdiam membiru membiarkan angin malam yang jahat menggerogoti batinku perlahhan namun meyakinkan.
entahlah,,,,,, seolah bunyi lonceng itu mengisyaratkan padaku bahwa gagal yang aku trima, namun kembali lagi entahlah,,,, atau ia mengisyaratkan padaku bahwa ini adalah awal dari segalanya, tuk membuka tirai gulita dan akan ku jumpai cahaya.... entahlah
malam membawaku tenang atau gersang, akupun bimbang, pikir tak karuan, menatap kedepan seolah ancaman, ku coba memfokuskan pada satu tujuan, namun arah tujuan itu saja aku tak tau, bagaimana aku harus menuju,..?
entahlah,,, seolah aku ingin berpasrah diri, pada angin yang membawaku kemana pergi,, karna ku tak tau kemana dan pada siapa aku harus kembali. berharap ada setitik cahaya tuk menuntun langkah kaki ini, menyongsong kebahagiaan yang hakiki.
namun fiman cahaya itu ??? apa mataku yang buta karna terhalang dosa? atau mataku yang tak mau melihat kearah cahaya itu berada? entahlah...
malam seolah mengajakku bercerita, tentang pernak pernik dunia, dan akupun menanggapinya dengan seksama, ku dengarkan detik demi detik celotehannya, hingga aku mengangguk mengiyakan celotehan itu masuk di telinga...entahlah,,, imajinasiku terbang dibuatnya. melalang kesana kemari membuatku gila... gila karna aku tak tau arah kemana aku harus singgah.
dalam nestapa aku haturkan pinta, kelak cahaya itu menerangi wajah, hinggaku terbang bersamanya penuh dengan cahaya, menghiasi malam yang gelap gulita, bak bintang kejora indah di pandang dunia.

#OneDayOnePost

Jumat, 28 Oktober 2016

Semangat Gender



Suatu obsesi untuk melakukan perubahan tanpa kekerasan, menuju perbaikan kualitas hidup masyarakat, khususnya kaum perempuan di indonesia. Perempuan modernis bukanlah perempuan yang hanyut dalam jebakan pola hidup individualistik, kapitalistik, dan hedonistik, bukan pula perempuan yang terkungkung dalam sikap apatis, fanatik, dan patriarkis. Perempuan modernis adalah perempuan bermoral, dinamis, kritis, sadar akan hak dan kewajibannya, memiliki empati kemanusiaan dan pro perubahan demi perbaikan.
Perlu diketahui, ada beberapa tahapan kesadaran yang biasanya dilalui oleh seorang perempuan dari berpikir secara bergantung pada pandangan orang lain, ke arah berpikir secara mandiri.  Diantaranya adalah tahapan kesadaran terhadap lingkungan yang masih melakukan sekat-sekat antara perempuan dan laki-laki. Dan semua itu dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan “mengapa demikian?.”
Perempuan dalam menghayati kesadaran barunya akan mengalami kemarahan. Dia marah karena kesadaran barunya menyebabkan ia menilai lingkungan dan laki-laki sebagai opresif. Namun rasa marah terhadap sikap misoginis, diskriminatif terhadap perempuan, patriarkis, adalah penting dan dibenarkan. Karena rasa marah tersebut akan memberikan energi untuk tetap berjuang dalam keinginan mengubah kondisi perempuan menuju ke arah yang lebih baik. Dan jika perempuan dapat melampaui tahapan tersebut, biasanya ia muncul lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain secara Setara.
Tahapan berikutnya, perempuan mengakui bahwa dia telah berkolaborasi dengan viktimisasi tentang dirinya. Sebagai perempuan, ia menerima pandangan yang didasarkan pada asumsi seksis dalam lingkungan dimana dia berada. Namun kesadaran barunya sebagai perempuan tersebut, akan membuka hati dan matanya untuk mulai melihat bagaimana dia dapat mempengaruhi perubahan. Nah... dalam tahapan ini, energi lebih berfokus pada tujuan dan aktifitas yang dapat menstimulasi terjadinya perubahan.
Selanjutnya kesadaran tahap ahir, kesadaran ini akan menampilkan perempuan dari identitas kolektif dengan cara mengeksplorasi potensinya sebagai pribadi yang utuh. Sifat-sifat yang secara tradisional yang disebut sebagai maskulin, seperti berani mengutarakan pendapat, mempunyai aspirasi dan ambisi yang jelas bagi dirinya dan lain sebagainya, itu dikaji dengan kaitan dirinya sebagai perempuan. Dan yang menjadi tantangan berikutnya adalah bagaimana menerapkan keterampilan tersebut secara konsekuen.
Untuk itu mari kita bangun kesadaran-kesadaran akan kemampuan yang kita miliki tanpa ada sekat maupun batas, karena batasan manusia hanyalah dihadapan tuhan semata, yakni iman dan taqwa. Dan tepat sekali dengan peringatan hari sumpah pemuda ini, mari kita serukan pada hati kita masing-masing, bahwa “Akulah Muslimah Reformis”. Yang akan menjadi pioner dalam pemikiran dan tindakan tentang bagaimana melepaskan perempuan dari belengguh keterpurukan dan menjadikan masyarakat menuju masyarakat yang berkualitas.

#OneDayOnePost

Kamis, 27 Oktober 2016

Melancong



Hari ini saya mendapatkan sesuatu yang berkilau, melebihi kilauan berlian, berharga melebihi emas, apakah gerangan? yakni ilmu dari sebuah paguyuban yang bernama pesantren rakyat.
Sebut saja cak dullah panggilan akrabnya, beliau lah pendiri pesantren rakyat, dan energi positif yang dikeluarkannya ternyata berhasil masuk dengan sempurna dalam pikiran serta naluriku, pesantren rakyat yang bukan sembarang pesantren, bukan pula sembarang pondok maupun lembaga sosial,namun disinilah dakwah islam yang sesungguhnya aku temukan.
Pesantren yang menerapkan kurikulum berbasis rakyat inilah yang membuat hati kecil saya takjub melihat segala perubahan yang nyata. Benar dugaan saya, semua bermula dari sesuatu yang sepele, yang di remehkan, bahkan tidak dilirik sekalipun. meremehkan sesuatu yang kecil itu adalah kesalahan hidup yang paling fatal, karena sesungguhnya dari yang sepele itulah kita meraih kesuksesan, sukses? Iya sukses, sukses yang saya maksud adalah sukses untuk bangkit dari keterpurukan.
Dan semua itu terlihat dari pesantren rakyat, yang mewadahi segala aspirasi masyarakat, hingga tak ada lagi sekat-sekat antara orang desa dan kota, kaya dan miskin, bodoh dan pintar, berpendidikan dan pengangguran dll. Seolah tak  ada batasan, mereka bersatu dalam satu tujuan, bangkit dari keterpurukan, mereka berbau tanpa ada tembok yang melintang. Dan Implikasi dari adanya pesantren rakyat ini nyata perubahannya, dapat mengubah stigma negatif masyarakat sekitar yang tergolong masyarakat hitam, menjadi cerah, terang benderang, seolah stigma hitam mati terpendam dalam-dalam. Namun untuk melakukan sesuatu yang sepele itu tidaklah mudah, karena butuh kekuatan untuk istiqomah, berjuang dalam setiap keadaan.


#OneDayOnePost

Rabu, 26 Oktober 2016

sekelumit tentang seni



Seni dan kesenian merupakan perkara yang sangat urgen, kenapa demikian? karena seni dan kesenian sangat erat kaitannya dengan hati dan perasaan manusia. Sebagaimana ilmu, seni dapat dipergunakan untuk kebajikan dan pembangunan, maupun untuk kejahatan dan kerusakan. Oleh karenanya kesenian menjadi masalah yang paling sering menimbulkan kontroversi di kalangan para dai tentunya.

Namun jika ada yang mengatakan bahwa ruh kesenian adalah merasakan dan mengungkapkan keindahan, maka islam justru menanamkan rasa cinta dan suka akan keindahan, pada lubuk hati setiap pemeluknya. Akan tetapi sudah menjadi harga mati bahwa hal tersebut disertai dengan syarat-syarat tertentu, yakni “jika kesenian itu membawa perbaikan dan tidak merusak, membangun dan tidak menghancurkan.”  So... mari berseni,, mari berkreasi dengan segala imajinasi...  #OneDayOnePost


#semangat mana semangat???  kok ngilang...

Wanita tangguh



Wanita tangguh adalah wanita yang mempunyai pendirian teguh dan tekad yang kuat untuk mempertahankan keyakinan dan agamanya. Ia tidak mudah terpengaruh oleh apapun, termasuk lingkungannya yang menentang keyakinannya. Ia juga merupakan figur perempuan yang dengan penuh keridhoan menerima apapun yang telah ditetapkan tuhannya. Dia tidak memilah-milih ayat mana saja yang disukai atau tidak disukai, melainkan semua telah diyakininya. Itulah sosok wanita tangguh di mata Islam.
Mereka tahu apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai perempuan, istri, ibu, maupun sebagai anak perempuan. Sebagai istri misalnya, seorang istri yang baik, akan selalu mengingatkan suaminya untuk tetap berada di jalan Allah, disisi lain seorang istri juga harus tetap menghargainya sebagai kepala keluarga. Ia senantiasa menjaga keluarganya agar selalu dalam kebaikan. Tak pernah mengeluh dengan beban berat yang dipikulnya, bahkan ketika ia membantu suaminya untuk mencari nafkah, ia tidak menghitung keringat yang tengah dikeluarkannya demi keluarganya. Ia dengan ikhlas mengasuh dan mendidik anaknya agar kelak menjadi anak sholeh-sholehah, sama sekali tak pernah mengharap balasan apa-apa.
Dalam kehidupannya, wanita-wanita tangguh ini diharapkan  bisa melahirkan generasi yang berkualitas. Karena keberadaan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah bergantung pada orang tua yang mengayominya. Karena ayah dan ibu merupakan partner yang saling mendukung, tak perlu ada adu domba tentang siapa yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah, kesadaran diatara mereka berdualah yang akan menciptakan rumah yang penuh berkah.

#edisi oleng gak karuan #OneDayOnePost