Pergolakan
politik islam di masa modern banyak disebabkan oleh ekspansi kekuatan militer,
politik, intelektual, dan kultural barat. Tentunya ini akan memunculkan respon
yang lazim disebut sebagai “perubahan” di kalangan kaum muslim. Perlu diketahui
bahwa perubahan ini akan tampil dalam berbagai dikhotomi, modernis revivalis, dan
moderat. Dikhotomi dan pembelahan atau penggolongan semacam ini jelas bukan
sekedar tipologi saja, tapi lebih jauh lagi berakar pada posisi masing-masing
dalam menghadapi “ketegangan theologis” yang pada gilirannya juga akan membentuk
pandangan dan sikap masing-masing dalam pemberian respon dan jawaban dalam
upaya aktualisasi islam.
Bagi
pemeluknya, islam adalah sebuah sisitem nilai dan ajaran yang sudah sempurna. Tapi
seperti terlihat dalam perjalanan sejarah, islam tak selalu dapat sepanjang
waktu memainkan peran ideal sebagai determinan bagi para pemeluknya untuk
memahami realitas, atau sebagai objek perubahan sosial dan kultural. Disebabkan
tuntutan dan perkembangan zaman yang berubah, sering kali terdapat “ketegangan
theologis” antara keharusan memegangi doktrin dan keinginan untuk memberikan
pemahaman baru pada doktrin tersebut. Hal inilah yang pada gilirannya tidak
hanya akan menciptakan gelombang psikologis bagi mereka yang peduli terhadap posisi
islam dalam menghadapi realitas sosial, tetapi juga konflik theologis,
intelektual, dan sosial diantara kaum muslim secara keseluruhan. yahh kurang lebih seperti itulah #OneDayOnePost