Jumat, 14 Oktober 2016

Pasrah



Kadang aku menangis dalam sepi
Mengingat masa yang penuh cinta kasih
Saat tangis tak bisa ku bendung lagi
Saat hasrat berasa mendzalimi
Tuhan ampuni hambamu ini, yang menyakiti cinta nan suci
Ia laksana mentari yang menghangatkan jiwa ini
 
Pada angin yang menyapa, ku titipkan rindu untuknya
Cium ia dalam dekapan-mu dan bisikkan padanya bahwa
aku mencintainya
Lepaskan kami dari belengguh rasa yang terus menghantui, jika engkaupun tak merestui
Aku rapuh, namun ia lebih rapuh
Aku rindu, namun ia lebih rindu
Aku hancur, namun ia kini melebur
Kami terjerat dalam skenario-mu 

Ikhlas yang ku tunggu, sabar yang ku nanti pun tak kunjung tiba
Jemuh aku menunggunya, letih aku menantinya
Hingga hujanpun enggan turun lagi, namun ku disini tetap menanti
Kau uji kesetiaan kami, kau cabik-cabik perasaan ini
Mengikhlaskan ia yang harus pergi
Kau pertemukan kami, namun mengapa kau pisahkan kami?!
 
Sungguh rumit kisah yang ku alami.
Namun kini ku sadari, bahwa kau mengujiku lewat teka-teki
Akan ku tunggu ikhlas dan sabar menghampiri
Hingga raga ini tak kuat lagi tuk berdiri.
Dan ahirnya akupun bersujud dalam sajadahku malam ini.

#OneDayOnePost

4 komentar: