Sampai
detik ini akupun masih bertanya-tanya, kenapa uang itu seolah-olah tuhan kedua
bagi manusia?, semua orang berlomba-lomba demi mendapatkan rupiah, hingga lalai
dengan tugas dunia. Entah apa yang dilakukan rupiah hingga semua tergiur
olehnya, termasuk saya. Duit memang bukanlah segalanya, namun faktanya adalah
segalanya itu butuh duit. Mau makan butuh duit, mau ke wc butuh duit, mau tidur
butuh duit, mau bahagiapun butuh duit, semuanya serba duit. Padahal jika kita mau
makan yang kita butuhkan adalah nasi bukanlah duit, mau ke toilet yang kita
butuhkan adalah kamar mandi tapi terhalang duit, mau tidur yang kita butuhkan
adalah kamar, tapi tergantikan oleh duit, mau bahagia adalah butuh kesenangan
dan kedamaian hati, namun tetap tertuju pada duit. Duit seolah merajalela, menggantikan
semua kebutuhan jiwa.
Padahal
Tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada tuhan yang maha esa. Namun lagi-lagi
butuh duit untuk ibadah, padahal tuhan juga tidak meminta duit ketika kita
ibadah, tuhan hanya meminta ketulusan hambanya untuk bertaqwa. Namun ternyata
ketulusan manusia tergadaikan oleh pernak pernik dunia, terutama duit. Karena
ibadah tidak akan tenang ketika duit tak ada, bahkan manusia condong
mengingkari nikmat tuhan yang nyata, karena terbutakan krisis ekonomi yang di
derita. Iman seseorang adalah harga mati untuk bertahan di zaman ini, zaman
yang penuh kedustaan dan kenistaan. Dan duit adalah jebakan-jebakan
fatamorgana, agar lalai tuk bertaqwa, begitula syaithan memerangi umat manusia,
dengan kesenangan dusta dan sementara.
Yang lalai makin jaya, dan yang beriman makin menderita. Begitulah
alurnya.
Perkembangan
zaman makin pesat, sedangkan keimanan terus melesat jauh tertinggal di
belakang, pembuktian bahwa uang bukan segalanya semakin menipis, berharap pada
siapa jika bukan pada kita semua tuk membuktikan keagungan tuhan? Dan
mengalahkan pikiran-pikiran jalanan yang
menganggap duit adalah tuhan. Karena
mereka adalah orang-orang yang tak mampu menaklukan rupiah tuk berjalan di rel
yang telah digariskan. tugas rupiah adalah melayani manusia, bukan manusia yang
melayani rupiah. Akankah kaum remaja akan tertindas dan mengkikis dari masa ke
masa? Rumput tetangga semakin menghijau, namun kebun kita ternyata semakin menguning,
kering kerontang. Maka kitalah harapan masa depan tuk menyuburkan tanah menjadi
lapang. Berperang bukan lagi dengan pedang, melainkan dengan keimanan dan
ketaqwaan. Kehidupan sekarang itu sudah dikuasai oleh materi, manusia
terperdaya oleh materi. Geram rasanya apa-apa di iming-iming materi, seolah
harga diri sudah tak bernyali.
Mulai
sekarang, Bangkit dan taklukan materi. Jika materi sudah kita genggam di
tangan, bilang pada dunia bahwa materi bukanlah modal kehidupan !!!!!!!
melainkan iman dan ketaqwaan hamba tuhan, yang menjadi pondasi seseorang dalam
menjalani roda-roda kehidupan.
#OneDayOnePost
iya bener jugak
BalasHapusmakash mba udah mampir
Hapushehehhehe iya mba...
oh duit
BalasHapusterinspirasi lagunya alam mba :D hahhaha
HapusSuit oh duit
BalasHapushahahhaha :D
HapusKeren..
BalasHapus